Diduga Pungli Disalah Satu SDN Di Kec. Jatiwaras Jual Belikan Buku LKS, Disdik Harus Tindak Tegas

Diduga Pungli Disalah Satu SDN Di Kec.Jatiwaras Jual Belikan Buku LKS, Disdik Harus Tindak Tegas

Kab. Tasik, (kabardesanews.com) - Praktik penjualan buku LKS di sekolah sering kali terjadi. Sehingga, memberatkan orang tua siswa secara finansial. Buku LKS yang dijual oleh sekolah umumnya tidak memiliki standar harga yang jelas sehingga bisa sangat mahal dan membebani orang tua.

Buku LKS yang dijual oleh sekolah kadang-kadang tidak sesuai dengan kurikulum yang berlaku. 
Hal ini dapat mengganggu proses belajar mengajar dan menurunkan kualitas pendidikan.

Praktik Bisnis yang Tidak Etis Beberapa oknum sekolah, atau guru mungkin melihat penjualan buku LKS sebagai kesempatan untuk mendapatkan keuntungan pribadi, yang jelas bertentangan dengan etika pendidikan.

Salah satu contoh di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jayamekar Di Kecamatan Jatiwaras Kabupaten Tasikmalaya, pihak sekolah diduga jual buku LKS, seragam olahraga, batik, inpaq, cat, bayar lapang, kas, dan mewajibkan orangtua murid harus membayar sampul Raport.

Menurut sumber, pihak sekolah SDN Jayamekar seolah memaksa para orangtua murid, pasalnya diharuskan membayar kepada pihak sekolah hingga ratusan ribu rupiah, adapun yang harus dibayarkan oleh para orangtua siswa siswi SDN Jayamekar diantaranya ada 8 item. Atribut Rp.30.000 (Tiga Puluh Ribu Rupiah), bayar Lapang Rp.100.000 (Seratus Ribu Rupiah), batik Rp.60.000 (Enam Puluh Ribu Rupiah), kaos Olahraga Rp.105.000 (Seratus Lima Ribu Rupiah), buku LKS Rp.95.000 ( Sembilan Puluh Lima Ribu Rupiah), Impak wajib Rp.1000 ( Seribu Rupiah), kas Rp.1000 ( Seribu Rupiah)
Dan Cat Tahun 2023 Rp.18.000 (Delapan Belas Ribu Rupiah). Tutur sumber yang engggan disebut namanya.

Saat dikonfirmasi Kepala Sekolah SDN Jayamekar berinisial DG Via telpon Whatsappnya, ia membenarkan hal itu terjadi di sekolahnya. Namun, itu atas dasar inisiatif komite sekolah dan para orangtua siswa. Terkait pungutan untuk lapang itu kan tidak ada anggarannya, jadi para orangtua dan warga penyumbang untuk pemadatan lapang tersebut. Sebab, kalo musim penghujan lapang selalu becek, "ujarnya kamis (19/9/2024).

(MR/DN)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama