Ngabuana Bulan Purnama: Tradisi Karuhun Hidup Kembali di Kota Tasikmalaya

Ngabuana Bulan Purnama: Tradisi Karuhun Hidup Kembali di Kota Tasikmalaya

Tasikmalaya, ( kabardesanews.com) – Tradisi budaya Sunda kembali dihidupkan melalui acara Ngabuana Bulan Purnama yang digelar pada Senin malam, 13 Januari 2025. 

Acara ini berlangsung khidmat di Jalan Pemuda, Kompleks Pemda Lama Kota Tasikmalaya, dengan sentuhan keindahan masa lampau yang diterangi cahaya obor. Diselenggarakan oleh Sundawani Wirabuana Tasik Raya kegiatan ini menjadi simbol pelestarian budaya leluhur yang kaya akan nilai-nilai tradisi.

Suasana pada malam itu terasa magis, seolah-olah membawa para hadirin kembali ke zaman karuhun. Cahaya obor yang menerangi sepanjang lokasi acara menambah nuansa sakral, sementara alunan musik tradisional Sunda dan lantunan doa adat menyatu dalam harmoni. Para peserta yang hadir tampak mengenakan pakaian adat Sunda, yang semakin memperkuat atmosfer tradisional.

Acara ini diawali dengan upacara pembukaan yang dipimpin oleh para tokoh budaya dan sesepuh Sunda. Dalam sambutannya, Ketua Sundawani Wirabuana Kang Robi menyampaikan bahwa Ngabuana Bulan Purnama bukan sekadar seremoni, tetapi sebuah langkah nyata untuk menjaga warisan budaya Sunda agar tidak tergerus oleh modernisasi.

“Bulan purnama adalah simbol kesempurnaan dan harmoni alam. Melalui acara ini, kita ingin mengingatkan masyarakat untuk selalu menjaga hubungan yang harmonis, baik dengan sesama manusia, alam, maupun Sang Pencipta,” ujar Ketua Kang Robi

Setelah pembukaan, rangkaian acara berlanjut dengan berbagai kegiatan adat, seperti tarian tradisional, pembacaan puisi Sunda, Karinding , pencak silat dan ritual penghormatan kepada leluhur. Salah satu momen yang paling menarik perhatian adalah prosesi Ngabuana, di mana obor-obor dinyalakan sebagai simbol penerangan jiwa dan harapan bagi masa depan yang lebih baik.

Sekretaris Sundawani Wirabuana Tasikmalaya Raya Edi juga menyampaikan apresiasi kepada masyarakat yang turut hadir dan mendukung terselenggaranya acara ini.

Menurutnya, Ngabuana Bulan Purnama adalah bentuk kebersamaan yang mampu mempererat silaturahmi antarwarga sekaligus mengenalkan budaya Sunda kepada generasi muda.

“Budaya adalah identitas kita. Jika kita melupakannya, maka kita kehilangan jati diri. Acara seperti ini penting untuk mengingatkan kita semua bahwa budaya harus dirawat, dilestarikan, dan diwariskan kepada anak cucu kita,” tegasnya.

Para pengunjung yang hadir merasa terpesona dengan konsep acara yang unik dan sarat makna ini. Salah seorang warga yang turut serta, Siti, mengungkapkan rasa kagumnya terhadap penyelenggaraan acara tersebut.

“Jarang sekali kita bisa melihat acara seperti ini di zaman sekarang. Saya merasa bangga karena masih ada yang peduli untuk melestarikan tradisi nenek moyang kita. Semoga acara ini bisa menjadi inspirasi untuk kota-kota lain,” ujar Edi

Ngabuana Bulan Purnama tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga media untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap tradisi dan nilai-nilai leluhur di tengah arus globalisasi. Dengan adanya kegiatan seperti ini, harapan untuk menjaga budaya Sunda tetap hidup di tengah masyarakat terus bergema.

Acara ini pun ditutup dengan doa bersama dan harapan agar tradisi Sunda dapat terus lestari dan membawa manfaat bagi generasi mendatang. Suasana haru dan bahagia menyelimuti para hadirin, yang kembali ke rumah dengan semangat untuk terus mencintai dan menjaga warisan leluhur.

Kota Tasikmalaya kembali membuktikan bahwa warisan budaya adalah aset yang tak ternilai, dan pelestariannya adalah tanggung jawab bersama.

(SN) 

Post a Comment

أحدث أقدم