Mahasiswa KKN Universitas Cipasung Dorong UMKM Desa Gombong Melalui Workshop, Legalitas, dan Bazar Produk Lokal
Kab. Tasikmalaya, (kabardesanews.com) — Dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan memperkuat daya saing pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Cipasung 2025 yang ditempatkan di Desa Gombong, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, telah melaksanakan serangkaian kegiatan pemberdayaan UMKM yang terstruktur dan berkelanjutan.
Program ini mencakup pelatihan pemasaran dan keuangan, pendampingan legalitas usaha, pengembangan identitas produk, serta promosi melalui bazar dan katalog digital," Senin (15/09/2025).
Kegiatan dimulai dengan Workshop Pelatihan Pemasaran dan Keuangan pada Sabtu, 3 Agustus 2025, bertempat di Balai Desa Gombong. Workshop ini diikuti oleh puluhan pelaku UMKM dari enam dusun yang ada di Desa Gombong. Materi yang disampaikan meliputi strategi pemasaran berbasis digital, pemanfaatan media sosial untuk promosi, serta pencatatan keuangan sederhana yang dapat membantu pelaku usaha dalam mengelola arus kas dan menentukan harga jual produk secara lebih akurat.
Pelatihan ini menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi dan praktisi bisnis lokal, serta diselingi dengan sesi diskusi interaktif dan simulasi studi kasus. Tujuannya adalah agar pelaku UMKM tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam konteks usaha mereka masing-masing.
Sebagai tindak lanjut dari workshop, mahasiswa KKN melakukan pendampingan intensif dalam pengurusan legalitas usaha, seperti pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB), sertifikat halal, dan izin PIRT. Legalitas ini menjadi syarat penting agar produk UMKM dapat menembus pasar ritel modern dan mengikuti pameran berskala lebih besar.
Selain itu, mahasiswa juga membantu pelaku UMKM dalam desain logo dan identitas visual produk, yang bertujuan untuk memperkuat branding dan meningkatkan daya ingat konsumen terhadap produk lokal Desa Gombong. Proses ini dilakukan melalui sesi konsultasi desain dan uji coba kemasan, sehingga pelaku usaha dapat memilih tampilan yang paling sesuai dengan karakter produk mereka.
Puncak kegiatan ditandai dengan penyelenggaraan Bazar UMKM Desa Gombong pada Minggu, 14 September 2025, di sepanjang Jalan JB Ciawi. Bazar ini menjadi ajang praktik langsung bagi pelaku UMKM untuk memasarkan produk mereka kepada masyarakat luas. Berbagai makanan olahan khas daerah, kerajinan tangan, dan produk herbal dari enam dusun dipamerkan dan dijual dengan antusiasme tinggi dari pengunjung.
Untuk mendukung keberlanjutan promosi, mahasiswa KKN juga menyusun dan membagikan katalog produk UMKM yang memuat informasi lengkap mengenai jenis produk, harga, dan kontak produsen. Katalog ini tersedia dalam bentuk cetak dan digital, sehingga konsumen dapat melakukan pemesanan ulang dengan mudah meskipun acara bazar telah selesai.
Salah satu aspek yang turut diperhatikan oleh tim KKN adalah desain kemasan produk. Mahasiswa membantu pelaku UMKM dalam merancang kemasan yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga mempertimbangkan aspek fungsional seperti ketahanan, keamanan pangan, dan kemudahan distribusi. Dengan kemasan yang lebih profesional, produk UMKM Desa Gombong diharapkan mampu bersaing dengan produk dari daerah lain.
“Melalui workshop, pendampingan legalitas dan logo, hingga bazar dan katalog, kami ingin UMKM Desa Gombong tidak hanya dikenal masyarakat, tetapi juga lebih siap bersaing di pasar yang lebih luas,” ujar perwakilan Tim KKN Universitas Cipasung.
Kepala Desa Gombong, Tantan Taopik Sutanto, S.T., turut menyampaikan apresiasinya, “Kami sangat bangga dengan semangat dan kontribusi mahasiswa KKN. Program ini sangat membantu warga dalam meningkatkan kualitas usaha mereka. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut di masa mendatang.”
Rangkaian kegiatan ini mendapat sambutan positif dari masyarakat dan pelaku UMKM. Selain peningkatan pengetahuan dan keterampilan, beberapa pelaku usaha juga mulai menerima pesanan dari luar desa setelah mengikuti bazar. Tim KKN Universitas Cipasung berharap program ini dapat menjadi model pemberdayaan yang dapat direplikasi di desa-desa lain, serta menjadi langkah awal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal yang inklusif dan berkelanjutan.
(red)