Ratusan Siswa Keracunan Makanan MBG di Tasikmalaya, Orang Tua Desak Pemerintah Bertindak Cepat
Tasikmalaya, ( kabardesanews.com) - Ratusan siswa mulai dari TK hingga SLTA di Kabupaten Tasikmalaya dilaporkan mengalami keracunan massal usai menyantap makanan dari program MBG. Data sementara yang dihimpun menyebutkan, sekitar 400 siswa di Tasikmalaya dan 150 siswa di Kabupaten Garut mengalami gejala mual, muntah, diare, serta pusing.
Kejadian serupa sebelumnya pernah dilaporkan di sejumlah daerah lain, termasuk Jawa Tengah dan Sumatera Barat. Insiden yang terus berulang itu membuat kepercayaan orang tua terhadap program ini semakin merosot.
> “Programnya sebenarnya bagus, tapi kalau pengelolaan seperti ini, siapa yang menjamin keselamatan anak-anak kami? Mereka bukan kelinci percobaan,” ujar salah seorang orang tua murid kepada awak media, Jum'at (19/09/2025).
Kekhawatiran dan Trauma:
Banyak siswa yang kini takut mengonsumsi makanan dari program MBG. Orang tua pun diliputi kecemasan tinggi karena keselamatan anak menjadi taruhannya. Mereka berharap pemerintah turun tangan, memastikan kejadian serupa tidak terulang.
> “Tong mikiran untung hungkul euy. Perhatikan keamanan dan kualitasnya,” keluh seorang wali murid melalui pesan di grup komunitas.
Diduga Akibat Kelalaian:
Beberapa pihak menduga penyebab keracunan ini terkait kelalaian manajerial dalam pengolahan dan distribusi makanan. Mulai dari kualitas bahan baku, proses masak yang kurang higienis, hingga lemahnya sistem Quality Control (QC) sebelum makanan dibagikan.
Warga mendesak agar:
Dilakukan audit total terhadap manajemen dan dapur MBG.
Penerapan uji laboratorium serta QC ketat minimal 1–2 jam sebelum makanan didistribusikan.
Rekrutmen tenaga dapur yang selektif dan wajib mengikuti pelatihan keamanan pangan.
Pemerintah memberi sanksi tegas bila ada unsur kelalaian atau pelanggaran prosedur.
Bukan Konsep Program yang Bermasalah
Sejumlah tokoh masyarakat menegaskan, konsep MBG sebagai program penyedia gizi siswa sebenarnya baik. Namun keberhasilan hanya mungkin tercapai jika pelaksanaannya diawasi dengan ketat, tenaga kerja dilatih, dan standar keamanan pangan benar-benar diterapkan.
Masyarakat berharap pemerintah segera melakukan langkah konkret agar keselamatan anak-anak tidak lagi dikorbankan demi keuntungan segelintir pihak.
: (MRW)