Bambu Raya dan Filosofi Bambu Warisan Lokal Tasikmalaya Menuju Industri Kreatif Global

Bambu Raya dan Filosofi Bambu Warisan Lokal Tasikmalaya Menuju Industri Kreatif Global  

Kab. Tasikmalaya, (kabardesanews.com) -- Peringatan Hari Jadi Kabupaten Tasikmalaya ke-393, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan bahwa bambu bukan hanya komoditas alam, melainkan simbol peradaban, identitas budaya, dan fondasi ekonomi hijau masa depan.

Sebuah komunitas pengrajin di Tasikmalaya terus membuktikan bahwa warisan lokal dapat menjadi sumber inovasi dan kekuatan industri kreatif.

Bambu Raya, kelompok pengrajin bambu yang berakar kuat pada tradisi, bukan hanya menghadirkan karya kerajinan berkualitas tinggi tetapi juga menyuguhkan filosofi budaya yang kental, menembus batas antara seni tradisional dan kreasi modern.

Dalam riset Hibah Dikti tahun 2021, Santi Susanti, Dosen Program Studi Televisi dan Film Fikom UNPAD, mengungkapkan bahwa Bambu Raya memiliki keunggulan bukan hanya dari segi teknik, tetapi juga menyuguhkan filosofi budaya yang mendalam melalui karya seni dan pertunjukan.

Bambu Raya telah menguasai berbagai teknik anyaman baik kasar maupun halus dan mengembangkan seni ukir serta dekorasi bambu yang mencerminkan nilai-nilai kehidupan seperti kelenturan, keteguhan, dan keselarasan dengan alam.

Filosofi bambu ini tidak hanya menjadi inspirasi, tetapi juga diterapkan langsung dalam proses kerja dan pertunjukan seni seperti pawai budaya dan kreasi artistik," ujarnya.

Dengan dukungan teknologi dan desain modern, mereka mulai menggabungkan estetika tradisional dengan gaya kontemporer.

Selain itu bambu telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Tasikmalaya. Kerajinan tangan, Bambu Raya mencerminkan filosofi hidup yang selaras dengan alam. Kini, potensi tersebut akan diangkat ke level industri modern menjadikan produk mereka sebagai potensi lokal yang siap mendunia," pungkasnya.

(Red)

Post a Comment

أحدث أقدم